Thursday, March 27, 2008

Pengomposan-2 : PENGOMPOSAN SKALA RUMAH TANGGA

( for English version go to : http://practicallygreen-sn.blogspot.com )

1. KOTAK PENGOMPOSAN dalam LUBANG PEMERAMAN

§ Kriteria Teknis
Ø Jumlah sampah 0,01 m3/hari
Ø Metode dengan pengomposan anaerobic
Ø Lama pengomposan 75 hari

§ Perhitungan Volume Pengomposan
Ø Volume sampah = 0,01 m3/hari x 75 hari = 0,75 m3
Ø Direncanakan bidang pengomposan : Tinggi = 100 cm ; Lebar = 75 cm ; Panjang = 100 cm

§ Desain pengomposan
Dibuat 2 kotak dengan sekat diantaranya, dengan tiap kotak berukuran panjang 100 cm, lebar 75 cm dan kedalaman 120 cm. Kotak pertama dipakai untuk 75 hari pertama dan kotak kedua dipakai untuk 75 hari kedua. Bila kotak kedua sudah penuh maka kompos di lubang pertama sudah siap dipanen untuk dipindahkan ke pot-pot atau halaman rumah untuk ditanami sesuai dengan keinginan, dan kemudian kotak pertama tersebut dapat digunakan lagi untuk pengomposan dan begitu seterusnya.

§ Cara Kerja Pengomposan
Ø Penggalian tanah (di belakang rumah/kebun) untuk lubang pemeraman kotak pengomposan dengan dimensi lebar 170 cm, panjang 110 cm, dalam 130 cm.
Ø Membuat 2 kotak pengomposan (disekat di tengahnya), masing-masing dengan tinggi 120 cm, lebar 75 cm dan panjang 100 cm. Kotak pengomposan ini dapat dibuat dari papan kayu atau bahan lain. Kemudian di tengah-tengah dasar kedua lubang tersebut dipasang pipa PVC diameter 4” yang berlubang-lubang berdiameter 1”.
Ø Kedua kotak pengomposan tersebut kemudian dimasukkan ke lubang pemeraman (lubang galian tanah), dan kemudian diisi sampah setiap hari.
Ø Sampah rumah tangga yang telah dipilah (pisahkan sampah plastik, kaleng, kaca, logam, dll non organic), setiap hari dibuang ke dalam kotak pertama dan dipadatkan. Setiap mencapai tebal kira-kira 25 cm ditutup dengan tanah setebal kira-kira 5 cm, begitu seterusnya sampai lubang tersebut penuh yaitu kira-kira setelah 75 hari.
Ø Setelah lubang pertama penuh, maka dilanjutkan dengan pembuangan sampah ke lubang kedua dengan cara yang sama.
Ø Setelah kira-kira 75 hari dan lubang kedua sudah penuh, maka kompos di lubang pertama sudah jadi dan dapat diambil untuk dipergunakan sebagai pupuk atau ditaruh di pot-pot atau halaman rumah dan ditanamai tanaman yang diinginkan. Kemudian lubang pertama yang telah kosong tersebut dapat diisi lagi untuk pembuatan kompos selanjutnya.
Ø Begitu seterusnya kedua lubang pengomposan tersebut digunakan bergantian


2. EMBER / TONG PENGOMPOSAN

Ø Sediakan ember plastik atau tong yang dilubangi bagian dasarnya untuk jalan lindi
Ø Sebagai lapisan dasar, isi ember/tong tsb dengan pasir
Ø Kemudian ditimbuni sampah dapur atau daun-daun dari kebun
Ø Lapisi dengan kotoran ternak atau unggas
Ø Tutup dengan kapur
Ø Cara ini diulang-ulang hingga ember penuh. Lama pengomposan bisa 2,5 bulan. Dengan cara seperti ini kompos bisa langsung digunakan untuk media tanaman
Ø Agar Kompos Tak Bau :
· Hindari membuat kompos dari sampah busuk. Bahan kompos sebaiknya dari sisa sayuran dan buah-buahan segar
· Nasi bekas bisa menjadi bahan kompos, asal dicuci dulu
· Bila timbul aroma busuk, aduk-aduk, tuang dan atur kembali campuran kompos dan tambahkan selapis tanah atau daun kering
· Sisa kol atau kubis akan mengeluarkan bau tak sedap
· Kulit jeruk mengeluarkan aroma jeruk pada saat proses pengomposan


3. KERANJANG PENGOMPOSAN BERLUBANG (KERANJANG TAKAKURA)

Ø Sediakan keranjang plastic yang kanan kirinya berlubang-lubang. Lebih praktis pakai keranjang untuk pakaian kotor yang memang sudah ada lubangnya. Bisa juga pakai kaleng ember cat yang sekelilingnya dilubangi secara merata dengan paku. Lubang ini sangat penting agar angina leluasa keluar masuk.
Ø Sekeliling bagian dalam keranjang dilapisi dengan kardus. Tujuannya supaya sampah tidak tumpah.
Ø Bagian bawah dilapisi dengan sekam yang dibungkus dengan kain kasa sehingga tidak bercampur dengan sampah
Ø Di atas sekam ditimbun sampah kompos sampai minimal setengah dari tinggi keranjang tersebut atau istilahnya starter.
Ø Tutup kembali dengan bantalan sekam serta dilapisi kain hitam, lalu tutup dengan plastic keranjang
Ø Saat memasukkan sampah, tinggal membuka tutup keranjang, mengambil kain dan bantalan sekam bagian atas. Sampah pertama itu diaduk-aduk dengan kompos pakai sekop plastic, selanjutnya keranjang ditutup. Ketika ditutup, proses pengomposan sedang berjalan. Demikian seterusnya, saat memasukkan sampah, lakukan hal serupa.
Ø Satu keluarga misalnya berisi 7 orang dengan keranjang setinggi 40cm x 38cm x 27cm, maka keranjang tersebut baru akan penuh setelah sekitar 2 bulan.
Ø Kompos itu pun sudah jadi dan siap untuk menyuburkan tanaman. Sebaiknya sebelum digunakan, letakkan di tempat teduh beberapa saat.
Ø Untuk memulai lagi, starter bisa diambil dari kompos yang sudah dihasilkan.
Dengan menggunakan metode ini maka pengomposan tidak akan berbau. Sampah di dalam itu juga tidak akan berbelatung. Sebab bantal sekam yang ada diatas dan dibawah berfungsi untuk mengontrol udara di tempat pengomposan agar bakteri berkembang dengan baik. Selain itu, dengan bantal sekam itu pula, tidak memungkinkan munculnya jentik-jentik yang akan jadi belatung. (Teknik ini bisa juga dilihat di keranjangtakakura.blogspot.com)

4. KOMPOS CAIR AROMA BUAH



Pembuatan kompos cair aroma buah ini intinya adalah rumus 1,2,3, yaitu satu kilogram buah, dua ons gula, dan tiga liter air. Caranya :
Ø Kumpulkan sampah basah berupa buah-buahan apapun, yang busuk pun tak masalah. Kalau mau aromanya lebih khas, satu jenis buah tidak dicampur dengan lainnya. Setelah ada sekitar satu kilogram, buah yang masih berkulit dan berbiji dipotong-potong lalu dimasukkan dalam karung beras dan ikat rapat.
Ø Campurkan dua ons gula pasir atau gula merah ke dalam tiga liter air sumur di dalam ember. Masukkan buah dalam karung tadi ke ember berisi campuran. Kalau karung tidak tenggelam, tambahkan batu di dalamnya sebagai pemberat.
Ø Tutup rapat ember tersebut, cukup tiga hari sekali diaduk, Nah, dalam sebulan kompos cair sudah mengeluarkan buih putih dan siap dipanen, sementara ampas yang ada di dalam karung bisa dicampur untuk kompos padat.
Ø Hasil pertama kompos disebut biang pertama. Kalau biang pertama itu mau digandakan, tiap liter bisa ditambah dengan air sebanyak 50 liter dan gula satu kilo. Lalu dimasukkan dalam ember dan ditutup, setiap tiga hari tetap diaduk. Setelah sepuluh hari biang kedua ini bisa langsung digunakan.
Ø Cara mengaplikasikan ke tanaman, cairan biang pertama atau kedua tadi tiap liter dicampur 100 liter air, baru disiramkan ke tanaman.

5. KOMPOSTER Karya SUKAMTO

Sukamto (warga Jl. Lumba-Lumba Rt.14/08 Kelurahan Cempaka Baru, Jakarta Pusat) menciptakan Komposter pada tahun 2004, Ukuran komposter buatan Sukamto bervariasi mulai dari 60 liter hingga 220 liter dan harganya berkisar antara Rp. 120-260 ribu. dengan Komposter ini sampah diolah menjadi kompos cair yang dapat dimanfaatkan untuk mempersubur tanaman.

Komposter ini terbuat dari tong plastic yang didalamnya terdapat pipa berbentuk T yang berlubang kecil-kecil dan kran yang dipasang di bagian luar tong. Pipa T dipasang sedemikian rupa sehingga ujung garis horisontalnya menembus tong plastik yang sudah dilubangi lebih dulu. Posisi lubang beberapa centi meter dari permukaan tong plastic. Pipa T berfungsi untuk penguapan, dan kran berfungsi untuk mengalirkan lindi atau kompos cair hasil olahan komposter.

Setelah peralatan komposter tersebut beres, tinggal memasukkan sampah organik. Setelah cukup, sampah itu kemudian diberi bioaktivator yang fungsinya mempercepat pembusukan. Sampah organik yang telah diberi bioaktivator akan menghasilkan lindi setelah dua minggu. Lindi itu kemudian dialirkan via kran dan siap dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman. Satu liter lindi bisa dicampur lima liter air dan siap disemprotkan ke segala macam tanaman.






No comments: